Halaman

Minggu, 13 Januari 2013

Badai Narelle Segera Berlalu?

Badai
VIVAnews - Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan casing penutup gedung Juanda I di kompleks Kementerian Keuangan rontok. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB, Jumat 11 Januari 2013. 

Meski tidak ada korban jiwa dan luka-luka, peristiwa ini sempat mengagetkan seluruh pegawai di wilayah gedung Kementerian Keuangan. Tak terkecuali Menteri Keuangan, Agus Martowardojo.

Dia langsung menginstruksikan agar Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, Kiagus Ahmad Badaruddin, untuk memperbaikinya. "Nanti Pak Sekjen akan mengurusnya," kata Agus.

Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Ibukota dalam beberapa hari juga menyebabkan puluhan pohon tumbang, beberapa rumah rusak, papan reklame dan satu jembatan penyeberangan roboh, serta beberapa mobil rusak akibat tertimpa pohon.

Dampak angin kencang paling parah terjadi wilayah Jakarta Barat. Di kawasan ini ada 55 pohon tumbang, lima papan reklame roboh, tiga rumah tertimpa pohon. Di Jakarta Pusat 10 pohon tumbang dan lima mobil tertimpa pohon.

"Di Jakarta Utara ada enam pohon yang tumbang, di Jakarta Selatan ada empat pohon tumbang dan di Jakarta Timur ada enam pohon yang tumbang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Jumat, 11 Januari 2013.

Hujan disertai angin kencang tak hanya terjadi di Ibukota, hal yang sama juga melanda beberapa wilayah di Indonesia.
Di Jambi misalnya, tak hanya angin kencang dan hujan deras,  hujan es juga turun pada Kamis sore, 10 Januari 2013. Akibatnya, banyak rumah warga dan fasilitas umum di Desa Pinang Merah, Kecamatan Pamenang Barat, Kabupaten Merangin, Jambi, rusak. Warga desa panik, tidak berani beraktivitas seperti biasa.

Herman, salah satu warga Desa Pinang Merah, mengaku sempat takut dengan hujan es karena belum pernah mengalami peristiwa ini sebelumnya. "Hujan es sebesar kelereng," kata dia.
Hujan lebat disertai angin kencang juga terjadi di Yogyakarta. Warga di kawasan Pantai Selatan, Yogyakarta, diminta waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari ini. Di Pantai Selatan Yogyakarta, ketinggian gelombang pasang mencapai 5 meter, sehingga berbahaya bagi nelayan maupun wisatawan yang berkunjung ke pantai.
Namun, kondisi di Pantai Selatan tidak seburuk yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kapal barang berbendera Panama, MV Agnes, terdampar di Pantai Cemara, Lembar, Lombok Barat. Kepala Administrator Pelabuhan Lembar, Heru Haryanto, menjelaskan, kapal diperkirakan kehilangan kendali dan tidak mampu melawan kencangnya angin dan derasnya ombak.

Menurut Heru, saat dihempas gelombang ganas pukul 02.00 WITA, Kapal MV Agnes dalam kondisi kosong dan akan berlayar menuju Singapura. Kapal sudah selesai bongkar muat semen di Pelabuhan Lembar dan akan berlayar kembali Rabu pagi. "Karena cuaca buruk, kapal kandas di perairan pantai Cemare," kata Heru, Kamis 10 Januari 2013.

Cuaca buruk juga memaksa PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry menutup dua dermaga yakni, dermaga 4 dan 5 di Pelabuhan Merak. Tinggi gelombang mencapai 4 meter dengan kecepatan angin 40 knot.

"Penutupan ini kami lakukan demi keselamatan penyeberangan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Mudah-mudahan pengguna jasa mengerti situasi ini," kata Corporate Secretary PT ASDP, Christine Hutabarat, Jumat 10 Januari 2013.
Cuaca buruk juga mengakibatkan antrean kendaraan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Sejak Selasa 8 Januari 2013, antrean truk barang mengular hingga ke Jalan Lintas Sumatera dan Jalan Lintas Timur Sumatera. Panjangnya mencapai puluhan kilometer.
Manager Operasional ASDP Bakauheni, Heru Purwanto mengatakan, parkir Pelabuhan Bakauheni sudah tidak dapat menampung kendaraan besar, karena belum ada kapal yang diberangkatkan. "Kendaraan memenuhi areal parkir dermaga 1, 2 dan 3. Cuaca tidak memungkinkan dan kami utamakan keselamatan," kata Heru.

Bukan hanya Pelabuhan Bakauheni yang terganggu. Sejumlah jadwal pelayaran dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dibatalkan.

Kapal penumpang Lawit milik PT Pelni tujuan Pontianak yang sudah berangkat, terpaksa kembali ke Dermaga Gapura Surya dan menurunkan semua penumpangnya. Sebab, saat melewati 50 mil dari perairan Karang Jamuang, kapal diminta kembali karena ombak terus meninggi. Kapal terombang-ambing, penumpang muntah-muntah.
"Itu karena cuaca yang tidak bisa diprediksi. Jadi demi keselamatan kita putuskan kembali," kata Manajer Operasional PT Pelni, Zamroni di Surabaya, Jumat, 11 Januari 2013.
Dampak Narelle
Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG, Kukuh Ribudiyanto, mengatakan, hujan deras disertai angin kencang dalam beberapa hari ini di beberapa wilayah Indonesia merupakan dampak siklon (badai) tropis Narelle dari kawasan Denpasar.

Beberapa wilayah di Indonesia yang berdampak langsung adalah Lampung, Pulau Jawa, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Laut Jawa, Sulawesi.

"Dampak dari badai tropis tersebut, adanya pergerakan angin yang cukup lama di sebagian wilayah Jawa, termasuk Jakarta dan sekitarnya. Itu dampak tidak langsungnya, dampak langsungnya gelombang laut tinggi di selatan Jawa sampai NTT dengan tinggi 7 sampai 4 meter," kata Kukuh, Jumat 11 Januari 2013.

Kukuh mengatakan, hujan deras disertai angin kencang akibat siklon tropis Narelle ini tidak akan berlangsung lama. Hari ini, Sabtu 12 Januari 2013, diperkirakan badai tersebut akan berlalu dari perairan Indonesia.
"Paling tidak sampai hari ini potensinya. Sekarang ini pengaruhnya tidak terlalu besar. Tapi masyarakat diminta untuk waspada," kata Kukuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar